Agenda Maulid Nabi – mungkin sahabat sudah sering mendengar terkait perayaan Maulid Nabi setiap tahun dalam konteks agama Islam, atau mungkin sahabat penasaran apa yang sebenernya terjadi pada perayaan Maulid Nabi ini.
Maka dari itu, sahabat akan mengetahui apa saja hal-hal dasar terkait Maulid Nabi yang terdiri dari pengertian, sejarah, dasar hukum dalam merayakan, amalan keutamaan, dan hikmahnya agar sahabat bisa memahami dengan baik melalui artikel ini.
Pengertian Maulid Nabi
Secara terminologi dalam bahasa Arab, maulid berasal dari kata milad yang artinya hari lahir, sedangkan Nabi ialah merujuk pada Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi berasal dari kata Mawlid an-Nabi yaitu peringatan akan lahirnya Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal atau biasa dikenal tahun gajah tahun 571 Masehi.
Bagi umat muslim, peringatan Maulid Nabi ialah salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW atas kebesaran dan keteladannya yang telah dilakukannya dengan berbagai kegiatan keagamaan.
Umumnya masyarakat di Indonesia melaksanakan peringatan maulid Nabi dengan beberapa macam acara seperti, membaca manaqib Nabi Muhammad, menggelar pengajian di masjid, dan sholawatan.
Sejarah Maulid Nabi
Ada dua pendapat yang menjelaskan sejarah awal munculnya perayaan maulid nabi.
Pertama, pada masa Dinasti Fattimiyah di Mesir oleh khalifah Mu’iz li Dinnilah pada tahun 341 hijriah. Setelah itu, perayaan Maulid dilarang oleh Al-Afdhal bin Amir al-Juyusy dan mulai diterapkan kembali pada masa Amir li Ahkamillah tahun 524 H. Pendapat ini juga dikemukakan oleh Al-Sakhawi.
Kedua, khalifah Mudhaffar Abu Said pada tahun 630 H mengadakan acara maulid dengan tujuan untuk meningkatkan semangat umat muslim pada saat itu yang mulai padam karena kekejaman raja Jengiz Khan, seorang raja Mongol yang memiliki ambisi untuk menaklukan dunia.
Ada pun pendapat pihak lain yang juga mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi ialah orang pertama mengadakan perayaan Maulid Nabi.
Pada saat itu terjadi perang Salib dengan laskar eropa yang mana Jerusalem direbut dan mengubah masjid Al – Aqsa menjadi gereja.
Umat islam menjadi terpecah belah dan mulai kehilangan semangat juang untuk berjihad membela Agama Islam pada Perang Salib.
Menurut Salahudin, semangat juang umat islam mulai padam dan harus di bangkitkan kembali dan untuk mempertebal kecintaannya terhadap nabi salah satu caranya dengan membuat perayaan maulid Nabi
Pada saat itu, mulailah menjadi tradisi umat islam terkait melaksanakan perayaan Maulid Nabi pada bulan Rabiul Awal dari masa ke masa sampai saat ini.
Peringatan Maulid Nabi di Indonesia mulai berkembang pada masa Wali Songo atau sekitar tahun 1404 Masehi, lalu berlanjut sampai sekarang.
Dasar Hukum Melaksanakan Maulid Nabi
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan suatu hal yang sah saja untuk dilakukan dan tidak ada dalil – dalil yang mengharamkan hal tersebut melainkan ada dalil yang membolehkannya karena itu termasuk Bid’ah hasanah (sesuatu yang dianggap baik)
Menurut Imam Suyuthi, selama perayaan maulid Nabi SAW, masih berkumpul, membaca ayat suci al-Qur’an, dan kisah teladan Nabi SAW selama perjalanan hidupnya.
lalu, dihidangkan makanan yang dapat dinikmati bersama, dan mereka pulang. Hanya itu saja yang dilakukan, tidak lebih.
Semua itu termasuk bid’ah hasanah, orang yang melakukan sesuatu dianggap baik diberi pahala karena telah mengagungkan derajat Nabi SAW.
Meskipun demikian, untuk menjaga perayaan maulid nabi agar terhindar dari hal-hal yang tercela, sebaiknya perlu diperhatikan etika-etika dalam melaksanakannya seperti:
- Berdzikir dengan menyebut nama Allah SWT
- Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
- Membaca sirah nabawiyah (Sejarah Perjalan) Nabi Muhammad SAW
- Mengadakan pengajian yang berisi anjuran dan hal hal yang diteladani dari Nabi Muhammad SAW
- Meningkatkan silaturahim antar sesama
Hikmah dari Maulid Nabi
Dalam setiap peristiwa terdapat banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil, salah satunya pada peristiwa Maulid Nabi, ada beberapa hikmah yang bisa kita pelajari, yaitu:
1. Peringatan Maulid Nabi SAW mendorong umat muslim untuk membaca shalawat, dan shalawat itu diperintahkan oleh Allah SWT;
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
2. Meneguhkan kembali kecintaan kita terhadap Rasulullah SAW
bagi umat muslim, kecintaannya terhadap utusan Allah ini harus berada diatas segalanya, melebihi kecintaannya terhadap isteri, anak, kedudukan, harta, dan bahkan terhadap dirinya. Rasullulah SAW bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia“ (H.R Bukhari)
3. Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW. dalam setiap kehidupan kita, Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
kita tanamkan keteladanan Rasulullah SAW sebagai kehidupan sehari kita, mulai dari hal yang terkecil, hingga hal terbesar mulai dari kehidupan duniawi sampai kehidupan akhirat semata-mata untuk mengharapkan Rahmat Allah
4. Melestarikan misi dan ajaran Rasulullah SAW
Sebelum wafat, Rasulullah telah meninggalkan pesan kepada umat yang dicintainya, beliau bersabda:
“Aku tinggalkan dua perkara yang kalau kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu kitabullah dan sunnah Rasul” (H.R. Malik)
Demikian penjelasan tentang pengertian, sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dengan hukumnya dalam Islam. Semoga bermanfaat!
Sumber:
Dr. Shabri Shaleh Anwar, M.Pd.I “Kisah Maulid Nabi Muhammad SAW”
Moch Yunus “Peringatan Maulid Nabi (Tinjauan Sejarah dan Tradisinya)”
https://an-nur.ac.id/pengertian-maulid-nabi-dalil-sejarah-dan-keutamaan-maulid-nabi/
https://jabar.nu.or.id/sejarah/inilah-sejarah-maulid-nabi-muhammad-saw-yang-harus-diketahui-sXZoz